🌩️ Kisah Umat Terdahulu Yang Dusta Dan Durhaka

JawabanYang Benar Menurut Pilihan diatas adalah A. Mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Dilansir dari Ensiklopedia, Tujuan Allah Swt menuliskan kisah-kisah umat terdahulu dalam kitab suci al-Qur'an adalah untuk mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Yusuf'Alaihissalam Bermimpi Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebel MasjidAl Fattah Jatinegara. Jl Jatinegara Timur no 48 - 50, Jakarta Timur (021) 819-0153 | Fax : (021) 859-11903. Website dibuat sebagai media dakwah dari Yayasan Ibnu Abbas dan secara khusus juga untuk menyebarkan dakwah dan kegiatan yang berjalan pada Masjid Al Fattah Jatinegara Jakarta Timur. KisahUmat Terdahulu, Pompeii Kisah Tragis Kota Perzinahan Yang Dikutuk. April 11, 2014 March 30, mewah bangga dengan kekayaan mereka. Dikota ini terdapat jaringan (instalasi)air di dalam rumah , kamar mandi umum dan jalan-jalan yang tersusun rapi dengan batu-batu, ada juga pelabuhan laut yang cangih, begitu pula panggung-panggung sandiwara KisahUmat Terdahulu, Polewali, Polewali Mandar. 100 likes. Book PELAJARANDARI KISAH UMAT TERDAHULU - USTADZ MUBARAK BAMUALIM Manusia memiliki beraneka macam tabiat dan karakter. Allah subhanahu wata'alaa menciptakan Seorangrasul tidak mungkin berkata dusta dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga, masyarakat, apalagi di depan umatnya. Umat Nabi Yunus a.s. banyak yang durhaka kepada Allah sehingga Nabi Yunus pergi meninggalkannya. Umat-umat terdahulu mengalami kehancuran dan mendapat azab dari Allah karena mereka ingkar, sombong 61Kisah Pengantar Tidur Banyak cara untuk mendapatkan hikmah, salah satunya dengan mempelajari kisah-kisah umat-umat terdahulu. Dalam al-Qur`an Allah q berfirman, dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. 3 Fenomena Bahaya Lisan. a) Alkalaamu fimaa laa ya'nihi (Ungkapan yang tidak berguna) Nabi Saw. telah bersabda: "Barang siapa mampu menjaga apa yang terdapat antara dua janggut dan apa yang ada di antara dua kaki, maka aku jamin dia masuk surga. ( Muttafaq 'alaih, dari Sahl bin Sa'ad) . Ilustrasi Orangtua Memarahi AnakTak sedikit orang tua yang menuntut putra-putrinya berbakti kepada orang tua. Tetapi dia sendiri tak paham bahwa ada pula sebutan ayah yang durhaka kepada anaknya. Jika anak durhaka nasib hidupnya sia-sia, begitupun orang tua yang durhaka kepada pada masa Umar bin Khattab ada seorang ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan durhaka padanya. “Mohon nasehati dia, wahai Amirul mukminin!” kata orang tua lalu menasehati anak lelaki itu. “Apa kamu tak takut kepada Tuhan-mu sebab ridha-Nya tergantung ridha orang tuamu.” Tak disangka-sangka anak itu berbalik tanya “Wahai Khalifah! Apa di samping terdapat perintah anak berbakti kepada orang tua, terdapat juga ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?”.Umar bin Khattab menjawab “Ya, benar ada! Seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan ajaran agama lainnya.”Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas “Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik Aku dinamai ayahku dengan nama “Juala” Jadian. Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!”Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata “Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka!”Jadi, ayah yang durhaka tanda-tandanya adalah 1 tidak menyayangi secara lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya. 2 berkata kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik. 3 tidak mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan al-Qayyim al-Jauzi dalam kitab “Tuhfat al-Maudud” juga pernah berkata “Barangsiapa menyia-nyiakan pendidikan yang berguna untuk masa depan anaknya dan putra-putrinya dibiarkan begitu saja, maka sungguh dia menjadi orang tua yang paling merugi. Kebanyakan anak menjadi rusak moralitasnya disebabkan faktor orang tua yang menyia-nyiakan pendidikan anaknya. Akibatnya anak itu tak berkembang akal pikirannya dan tak mendatangkan manfaat di masa depannya untuk kedua orangtuanya.”Oleh sebab itu, sebagai orang tua, terutama ayah, sepatutnya mencurahkan pikiran, tenaga, dan finansialnya untuk masa depan serta pendidikan buah hatinya. Berapa banyak yang dicurahkan orang tua untuk putra-putrinya semua adalah bernilai sedekah dan akan dilipatgandakan oleh Allah dari tulisan M. Ishom el-Saha Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten Kisahnya Alqomah adalah seorang ahli ibadah. Tatkala dia dalam sakaratul maut, lidahnya tidak dapat mengucapkan kalimat Laa Ilaaha illalloh. Rasul shallallahu alaihi wasallam pun mendatanginya seraya bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah ibunya masih hidup?” Jawab mereka, “Masih.” Sang ibu pun dihadirkan, lantas menjelaskan bahwa dirinya telah mengutuk si anak Al-Qomah disebabkan dia lebih mengutamakan istrinya daripada dirinya. Nabi shallallahu alaihi wasallam meminta kepada sang ibu untuk mencabut kutukannya. Namun dia tidak bersedia, lantaran sudah kadung terlanjur–red sakit hati. Akhirnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pun menyuruh para sahabatnya agar mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Al-Qamah, supaya lekas mati. Bagaimanapun juga, sebagai seorang ibu, dia tak tega putranya mengalami nasib seperti itu, lalu mencabut kutukannya. Sedetik kemudian Al-Qamah mampu mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Lalu wafatlah dia.” Kisah ini sangat masyhur dan laris, dipasarkan oleh para khatib di mimbar-mimbar, dan masyhur disampaikan di sekolah-sekolah terutama dalam buku-buku kurikulum atau dalam acara yang biasa disebut sebagai “Hari Ibu” yaitu pada tanggal 22 Desember Masehi. Takhrij Kisah Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at 3/37. Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa Al-Kabir 3/461, Al-Khara’iti dalam Masawi’ Al-Ahlaq 120, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/197 dari jalan Faid Abu Warqa’ dari Abdullah bin Abi Aufa. Derajat Kisah MAUDHU’. Letak kecacatan kisah ini karena pada sanadnya terdapat rowi yang bernama Faid Abul Warqo’. Oleh karenanya, Al-Haitsami berkata “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk ditinggalkan.” Imam Ahmad berkata, “Matruk.” Ibnu Ma’in berkata, “Lemah dan tidak dipercaya.” Abu Hatim berkata “Hadits-haditsnya dari Abdullah bin Abi Aufa adalah batil termasuk hadits ini–pent. Seandainya ada orang yang bersumpah bahwa seluruh haditsnya Faid bin Abu Warqa’ palsu, tidaklah dia disebut seorang pengecut.” Imam Bukhari berkata, “Munkarul Hadits.” Al-Hakim berkata, “Dia meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa hadits-hadits maudhu’ palsu.” Komentar Ulama 1. Ibnul Jauzi juga berkata “Hadits ini tidak shahih dari Rasulullah.” 2. Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini secara ringkas dan berkata “Termasuk musibah Dawud bin Ibrahim adalah perkataannya “Menceritakan kami Ja’far bin Sulaiman, menceritakan kami Faid dari Ibnu Abi Aufa.” Kemudian beliau Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini lalu berkata, “Faid adalah seorang yang hancur.” 3. Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan hal serupa dalam Lisanul Mizan 3/8. 4. Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Majma’uz Zawaid 8/271, “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk.” Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al-Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya. Kesimpulannya, hadits ini adalah maudhu’, tidak shahih. Siapakah Alqomah Sebenarnya?! Nama Alqomah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Nampaknya, nama Alqomah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadits. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini. Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah 4/262 no. 5654-5474 oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah 4/81 oleh Ibnu Atsir. Oleh karena itu, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama qabilah, kunyahnya dan lain sebagainya. Wallahu a’lam. Sumber Jakarta - Dalam Al-Qur'an terdapat perempuan yang dikisahkan baik dalam keshalehannya yang berguna untuk teladan perempuan muslim, maupun perempuan yang durhaka yang bisa menjadi pengingat untuk perempuan muslim lainnya. Kisah perempuan durhaka yang dikisahkan dalam Al-Qur'an ialah istri dari Nabi Nuh as, istri dari Nabi Luth as, dan Istri dari Abu Lahab. Bagaimana kisah ketiganya?Melansir kepada buku Ulumul Qur'an Kajian Kisah-kisah Wanita dalam Al-Qur'an yang ditulis oleh Muhammad Roihan Nasution, berikut kisah-kisah istri durhaka yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Kisah Istri Nabi Nuh As dan Nabi Luth AsDalam surah at-Tahrim ayat 10, Istri nabi Nuh as dan Nabi Luth as menanggung azab yang pedih. Surah tersebut berbunyi sebagai berikut,ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَArtinya "Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing, maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam"." QS. At-Tahrim 10Bertahun-tahun lamanya istri Nabi Nuh as menentang dakwah yang dibawanya. Bahkan, ia sanggup mengatakan bahwa pengikut dakwah Nabi Nuh as hanyalah dari kalangan orang-orang miskin dan saat kenabian Nabi Nuh as, keadaan dunia sangat rusak dengan adanya degradasi moral manusia seperti pembangkangan terhadap urusan Allah SWT. Hal tersebut yang menyebabkan turunnya bencana banjir besar yang menyapu manusia durhaka di bumi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nyaقَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَArtinya "Anaknya menjawab "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." QS. Hud 43Nabi Nuh as memohon pertolongan kepada Allah SWT agar diselamatkan istri dan anaknya dari bencana banjir tersebut. Tetapi, jawaban Allah SWT menjelaskan bahwa keduanya bukanlah anggota keluarganya lagi. Sehingga disebutlah keduanya istri dan anak dari Nabi Nuh as termasuk orang yang celaka dunia dan pula kisah yang menceritakan tentang istri dari Nabi Luth yang digambarkan dalam surah At-Tahrim ayat 10. Abdullah Yusuf Ali dan para mufasir menekankan bahwa istri Nabi Luth telah menjadi perantara untuk kaum Sodom dalam menggagalkan misi dakwah pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nabi Luth terdapat dalam surah Hud ayat 81 yang berbunyi sebagai berikutقَالُوا۟ يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓا۟ إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ ٱلَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا ٱمْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ ٱلصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍArtinya "Para utusan malaikat berkata "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?"" QS. Hud 81Kisah Istri Abu LahabIstri dari Abu Lahab merupakan termasuk perempuan yang diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran sebagai perempuan yang durhaka. Tidak hanya istrinya, tetapi Abu Lahab pun juga merupakan laki-laki yang durhaka. Kisah keduanya diabadikan dalam surah Al-Lahab 1-5 yang berbunyi demikianتَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ * مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ * سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ * وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ * فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍArtinya "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak neraka. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar penyebar fitnah. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal." QS Al Lahab 1-5.Kedengkian Abu Lahab kepada Rasulullah SAW dan keluarganya beserta agamanya pun semakin menjadi-jadi. Karena kelicikan Ummu Jamil yan memengaruhi suaminya sehingga buta terhadap kebenaran yang dibawakan oleh Nabi dari istri Abu Lahab juga kerap cenderung saling ditimpali suaminya. Sepasang suami istri ini kerap untuk menolak, menentang, bahkan mengganggu dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Makkah dengan kebencian. Bahkan, mereka tidak mengindahkan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah keponakannya sendiri. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] lus/lus

kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka